Rencananyasaya mau menunjukkan ekspresi anak anak saya ketika saya pulang kerja. Ternyata saat sampai di rumah anak-anak saya ada yang main juga ada yang ti
MANUSIA MERENCANAKAN, TUHAN YANG MENENTUKAN Kang Thohir Ungkapan judul ini sangat akrab di telinga, tapi belum tentu akrab di hati. Artinya, kadang seseorang memahaminya tapi tidak mampu mengamalkannya. Memang bukan hal mudah menerapkan ungkapan di atas. Sekilas sederhana, namun sarat akan makna. Dalam kehidupan nyata, seseorang selalu mengukur segala sesuatu secara realistis, logis, kalkulatis dan strategis. Kalau tidak faham maksud kata-kata is di atas, abaikan saja. Intinya, manusia selalu bekerja, berfikir, bersikap dan melakukan segala sesuatu dengan mempertimbangkan hal-hal yang kasat mata. Contoh sederhana, seseorang hendak melakukan perjalanan dengan pesawat. Jarak tempuh yang diperkirakan adalah dua jam. Satu jam sebelum boarding pass dia sudah berada di bandara. Setelah menunggu beberapa lama, ternyata penerbangan delay satu jam. Dan ternyata lagi, saat pesawat terbang menuju lokasi yang dimaksud, mendadak cuaca buruk menimpa. Karena alasan keselamatan, pesawat pun menunda pendaratan selama setengah jam. Akhirnya total 3,5 jam perjalanan udara yang dia jalani. Contoh-contoh senada sangat banyak terjadi di sekitar kita. Dalam kondisi seperti ini tentunya setiap orang akan jengkel, suntuk, menggerutu dan perasaan negatif lainnya. Karena rencana yang diatur sedemikian rupa tidak berjalan sesuai harapan. Sikap di atas sudah biasa. Yang luar biasa adalah jika dia menerima keadaan ini dengan pasrah dan lapang dada. Dengan keyakinan bahwa semua ini adalah bagian dari ketentuan takdir Allah yang harus diyakini sekaligus diterima, baik dan buruknya. Sekaligus sebagai perwujudan rukun iman keenam, iman pada qodlo dan qodar. Inilah bentuk sesungguhnya membumikan “Al-insanu bi al-tafkir wa Allahu bi al-tadbir aw al-taqdir”. manusia hanya berencana, Allah-lah yang berkuasa. Surabaya, 14 April 2019 Nunggu_Bis_di_Bungurasih
Penelitianini mempunyai tujuan untuk mengetahui apakah hamba Tuhan sudah memiliki etika dalam pelayanan; mengetahui seberapa besar hamba Tuhan yang setuju bahwa seorang hamba Tuhan harus memiliki etika dalam pelayanan; mengetahui relevansi etika hamba Tuhan berdasarkan 1 Timotius 4:12 dalam .pelayanan pada zaman akhir METODE “Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana” Amsal 19 21. – Membaca judul di atas tentunya Anda – tidak semua – akan bertanya dan berkata, “Kalau begitu untuk apa kita bikin rencana?” karena toh, pada akhirnya Tuhan juga yang menentukan. Masing-masing kita terutama memasuki Tahun Baru 2017 memiliki berbagai rencana, baik yang ditulis maupun yang ditaruh dalam pikiran kita. Rencana yang berkaitan dengan diri sendiri, keluarga kita, bisnis dan pekerjaan kita dan pelayanan kita dan yang bergerak di organisasi kemasyarakatan dan sosial juga perlu membuat rencana. Dalam bahasa Alkitab untuk kata rencana biasa memakai istilah rancangan. Kita coba untuk membedakannya. Rancangan adalah garis besar dan jauh ke depan, tidak terbatas dengan waktu, sedangkan rencana adalah rincian yang lebih konkrit dengan batas waktu yang lebih jelas. Namun dapat juga kita pakai secara bergantian yang mengandung arti yang sama. Setiap rencana kita pasti mengandung harapan, harapan untuk lebih baik, lebih besar, lebih maju, lebih bertumbuh, lebih berkembang harapan yang muluk-muluk. Bukankah peri bahasa mengatakan, “Gantungkanlah cita-citamu setinggi langit.” Anda bebas dan tidak ada seorangpun dapat membantah atau mematahkan cita-cita Anda, yakni rancangan hidup Anda yang selanjutnya Anda jadikan rencana, dari waktu ke waktu. Selain kita sendiri yang membuat rencana kehidupan kita, mungkin saja tanpa kita ketahui ada orang lain yang membuat rancangan bagi kita, biasanya orang yang posisinya lebih tinggi dari kita. Dan yang pasti Firman Tuhan memberikan kita kepastian bahwa Tuhan memiliki rancangan bagi setiap kita,“Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan” Yeremia 2911. Namun pada bagian lain Tuhan juga mengingatkan bahwa, “Sebab rancanganKu bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalanKu, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu” Yesaya 558-9. Dari dua pernyataan Tuhan melalui nabi Yeremia dan Yesaya kita dapat mengerti bahwa sesungguhnya Tuhan memiliki rancangan atau rencana yang sangat baik bagi setiap kita; rancangan damai sejahtera, namun bukan seperti yang direncanakan manusia, jauh melampaui apa yang dapat manusia bayangkan dan pikirkan. Alkitab mencatat banyak sekali contoh bagaimana Tuhan menjadikan seseorang menerima atau memperoleh posisi yang sangat tinggi, tanpa orang itu sendiri memikirkannya dan membayangkannya, seperti halnya Yusuf yang menjadi Perdana Menteri di Mesir. Kemudian Daud yang menjadi raja besar bangsa Israel dan Ester gadis sederhana bangsa Yahudi yang menjadi permaisuri Raja Ahasyweros dari Persia sekarang Iran, yang kerajaannya luas, meliputi 127 provinsi, terbentang dari India sampai di Etiopia, juga Mordekhai sepupunya yang menjadi orang kedua di Kerajaan Persia. Sebaliknya ada orang-orang yang merancang kejahatan gagal total, contohnya Haman, orang Agag yang mendapat hukuman yang sebetulnya dirancang oleh dirinya untuk Haman. Alkitab juga mencatat peristiwa akhir hidup yang mengerikan bagi perancang kejahatan seperti Raja Ahab dan Ratu Izebel. Kembali kepada pertanyaan bagi kita semua, perlukah kita membuat rancangan atau rencana bagi diri kita sendiri dengan keluarga kita? Dan bagaimanaa kita dapat mengetahui rancangan Tuhan bagi kita? Atau paling tidak menyelaraskan rencana kita dengan rencana Tuhan agar jangan bertentangan dan menjadi sebuah kesia-siaan setelah kita berjuang melakukannya. Mari kita belajar dari Alkitab. Pertama, kita mengimani bahwa Tuhan memiliki rancangan atau rencana yang baik bagi kehidupan kita dan keluarga kita, bagaimana wujudnya, kita serahkan kepada Tuhan. Kedua, mintalah hikmat dari Tuhan, “Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya” Yakobus 15. Ketiga, dasarkan rancangan Anda guna hal-hal yang baik, bukan atas dasar keserakahan dan kejahatan, “Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya” Amsal 205, dan “Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan, tetapi setiap orang yang tergesa-gesa hanya akan mengalami kekurangan” Amsal 215. Keempat, kerjakan rencana Anda dengan sungguh-sungguh sebagaimana kita melakukannya dalam dan untuk Tuhan Yesus, “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita” Kolose 317. Kelima, carilah terus menerus Tuhan dan kehendaknya, sementara Anda mengerjakan rencana Anda, “Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati, Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kuceraiberaikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu” Yeremia 2912-14. Keenam, sering-sering konsultasi dengan Firman Tuhan, seperti perintah Tuhan kepada Yosua, “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung” Yosua 18. Ketujuh, percayalah bahwa Tuhan menyertai dan memberkati Anda sebagaimana IA menyertai Yusuf, selama Anda bersama dengan Tuhan, “Tetapi TUHAN menyertai Yusuf, sehingga ia menjadi seorang yang selalu berhasil dalam pekerjaannya, maka tinggallah ia di rumah tuannya, orang Mesir dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya,…Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil Kejadian 39 2-3, 23. Demikian pula Daud “Daud berhasil di segala perjalanannya, sebab TUHAN menyertai dia” 1 Samuel 18 14. Setelah Anda mengikuti tahapan di atas dan melihat bahwa hasil yang dicapai tidak sama atau sesuai dengan yang Anda rencanakan dengan berbagai faktor baik internal maupun eksternal, Anda tidak perlu berkecil hati, apalagi marah kepada Tuhan, karena sesungguhnya Tuhan memiliki rancangan yang lebih baik, agar Anda menjadi berkat bagi banyak orang tidak hanya untuk diri sendiri dan keluarga Anda. Hal inilah yang disadari oleh Yusuf “Tetapi Yusuf berkata kepada mereka “Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang janganlah takut, aku akan menanggung makanmu dan makan anak-anakmu juga.” Demikianlah ia menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan Yusuf, ia tetap tinggal di Mesir beserta kaum keluarganya; dan Yusuf hidup seratus sepuluh tahun. Kejadian 50 19 – 22. “Plan your work; work your plan. Success be with you in the Lord.” * Penulis adalah Penasihat Majalah NARWASTU.
Halkedua yang akan kita bicarakan adalah suhu udara. Setiap orang tahu apa itu suhu udara. Suhu udara adalah sesuatu yang penting untuk lingkungan yang sesuai untuk kelangsungan hidup manusia. Jika suhu udara terlalu tinggi—misalnya, katakanlah suhu udara lebih tinggi dari 40 derajat Celcius—bukankah akan sangat menguras tenaga bagi manusia?
Jadi sekarang, hai kamu yang berkata “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. Sebenarnya kamu harus berkata “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.” Yakobus 4 13 – 15 Pada saat pandemi ini, semua negara di dunia berusaha keras untuk mengatasi dampaknya, yang bisa menyangkut bidang kesehatan, sosial, ekonomi, dan bahkan politik. Dampak kesehatan sudah jelas sangat besar; tetapi dengan banyaknya orang yang menjadi korban, kehidupan sosial pun menjadi berantakan. Sebagai akibatnya, ekonomi banyak negara mengalami kemunduran yang sangat besar dan bahkan resesi. Dalam kekacauan yang ada, keadaan politik pun bisa terpengaruh. Terlalu banyaknya persoalan yang timbul sudah menyebabkan pemerintah mana pun menghadapi tantangan besar. Apa yang bisa diperbuat negara untuk menyelamatkan rakyatnya dari berbagai dampak di atas? Berbagai rancangan tentunya dibuat oleh para pemimpin untuk bulan-bulan mendatang, dan banyak yang berpendapat bahwa kunci keberhasilan adalah adanya vaksin. Jika vaksin sudah ada, masalah-masalah yang ada akan bisa diatasi. Walaupun demikian, banyak orang yang berpendapat bahwa adanya vaksin belum tentu dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang ada. Dalam kekacauan dunia saat ini, sudahlah wajar bahwa banyak orang Kristen yang berserah kepada kehendak Tuhan. Tetapi, dalam kenyataannya manusia lebih mudah untuk mengatakan kata “kehendakMu jadilah”, tetapi tetap merencanakan segala sesuatu yang dianggapnya baik. Manusia seringkali merencanakan segala sesuatu dengan tanpa benar-benar memikirkan kehendak Tuhan. Manusia sering melakukan sesuatu dan ingin agar Tuhan kemudian memberi “stempel” persetujuanNya. Manusia kebanyakan berusaha untuk mencapai apa yang diingininya dan hanya merasa perlu berdoa jika menemui halangan. Manusia sering tidak sadar bahwa kunci kehidupan adalah Tuhan. Ayat di atas menyatakan bahwa kesombongan manusia membuat ia merencanakan segala sesuatu tanpa mencari kehendak dan pertolongan Tuhan. Begitulah banyak guru dan orangtua yang mengajarkan bahwa hidup ini ada di tangan setiap manusia pemiliknya. Menurut banyak orang, mereka yang tidak berani mengambil keputusan tidak akan mencapai apa yang diidamkannya. Dalam kenyataannya, memang banyak orang yang kurang berhasil hidupnya karena mereka kurang mau bekerja keras atau kurang mau untuk membuat rencana masa depan. Sebaliknya, banyak juga orang yang sangat yakin akan kemampuannya dan berani melangkahkan kaki untuk mengejar cita-citanya, hanya untuk menemui berbagai kesulitan dan kegagalan. Ayat di atas memperingatkan mereka yang yakin dan bahkan sombong akan hari depan yang cerah, bahwa hidup mereka bukan di tangan mereka sendiri. Apa yang akan terjadi belum tentu sesuai dengan apa yang mereka pikirkan karena Tuhanlah yang memegang kunci kehidupan. Mereka seharusnya menyadari bahwa hanya dengan mencari kehendak dan pertolongan Tuhan mereka akan bisa melaksanakan apa yang mereka rencanakan. Sebagai umat Kristen, kita tidak dapat mengharapkan bahwa hidup di dunia bisa menjadi mudah dan selalu lancar. Kita tidak juga bisa berharap bahwa tanpa kita berbuat apa-apa Tuhan akan mendatangkan mukjizat yang kita ingini. Selama hidup ini kita justru perlu untuk membuat berbagai rencana dan keputusan. Ini harus dilakukan dengan penyerahan kita kepada kehendakNya. Dengan takut akan Tuhan, datanglah kebijaksanaan Mazmur 111 10. Ini seringkali tidak mudah untuk dilakukan. Tetapi kita bisa mengharapkan datangnya pertolongan Tuhan agar kita bisa melangkah dengan iman dan sanggup menghadapi berbagai jurang dan bukit untuk menuju ke arah yang Tuhan sudah tetapkan bagi kita. “Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.” Amsal 16 9
Kalomenurut gw sih efek visualisasinya bagus, ga ngecewain, meski ada satu dua yang agak janggal sih. Tapi secara keseluruhan, film ini menarik untuk ditonton, cukup menghibur, dan memberikan informasi yang positif. Helal's Blog. 2012 – Tuhan merencanakan dan manusia yang menentukan. Desember 3, 2009 pada 5:47 pm Suka tidak suka
manusia cuma bisa merencanakan, selebihnya tuhan yang menentukan
Penulismencatat ada 3 alasan: 1. Karena kita tidak tahu sampai kapan kita bisa hidup. Umur manusia ada di tangan Tuhan. Tuhanlah yang empunya hidup kita dan mengatur hidup kita termasuk rencana kita. Walau kita sudah berencana sebaik mungkin, belum tentu besok kita masih bisa hidup. 2.
Manusia Merencanakan, Tuhan Yang Berkuasa Menentukannya = Jumat 15 Oktober 2021 Manusia hanya bisa berusaha, tapi Tuhanlah yang berkuasa untuk menentukan segala-galanya; jangan mencari Tuhan JUdAc7Z.
  • xgyblqg7u7.pages.dev/509
  • xgyblqg7u7.pages.dev/559
  • xgyblqg7u7.pages.dev/347
  • xgyblqg7u7.pages.dev/257
  • xgyblqg7u7.pages.dev/580
  • xgyblqg7u7.pages.dev/68
  • xgyblqg7u7.pages.dev/462
  • xgyblqg7u7.pages.dev/493
  • manusia merencanakan tuhan yang menentukan